- Latar Belakang Masalah
Pada era globalosasi sekarang ini, dunia pendidikan
Indonesia ikut mendapat pengaruh dari perkembangan yang terjadi di dunia,
termasuk model dan pendekatan pembelajarannya. Selama ini sudah berbagai macam
model dan pendekatan pembelajaran diterapkan oleh para guru, namun hasilnya
tetap belum maksimal. Pada akhirnya diperkenalkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),
yaitu konsep yang membantu mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu pilar Contextual
Teaching and Learning (CTL) adalah inkuiri atau menemukan yang merupakan
bagian inti dari kegiatan pembelajaran. Pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta akan tetapi
hasil dari menemukan sendiri, terutama di dalam memecahkan suatu masalah yang
diberikan oleh guru sesuai dengan materi pelajaran yang sedang berlangsung.
Kemampuan siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri
Tambaharjo, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen dalam hal menemukan
pengetahuan masih sangat rendah. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa kali proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung baru 30% siswa yang berani tunjuk jari
bila guru memberikan pertanyaan, 40% siswa yang berani memberikan masukan pada
waktu diskusi, 20% siswa yang mampu memberikan solusi atas permasalahan teman,
dan 48% siswa yang dapat menjawab soal evaluasi dengan benar, ini menunjukkan
bahwa prestasi belajar siswa tersebut masih rendah.
Permasalahan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri
Tambaharjo, Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen adalah rendahnya hasil
belajar IPA siswa. Hal ini terbukti dari dua kali pelaksanaan tes formatif,
hasil yang diperoleh belum mencapai ketuntasan. Dari 25 anak yang mengikuti tes
formatif, baru 12 anak (48%) yang mencapai ketuntasan.
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu melakukan
Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana siswa mampu memecahkan masalah mengenai kompetensi dasar mendeskripsikan
hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan
sehari-hari dengan materi energi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari,
dengan cara mencari sendiri pemecahannya, sedangkan guru hanya sebagai
pembimbing.
Berdasarkan observasi dan diskusi dengan teman sejawat
diketahui adanya beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya pencapaian
kompetensi dasar tersebut. Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam mencari dan menemukan pengetahuan
atau konsep.
2. Rendahnya keberanian siswa dalam memberikan pendapat sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat
disimpulkan beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan, di antaranya:
1.
Guru belum menerapkan metode
yang sesuai dengan pembelajaran yang dilaksanakan.
2. Guru belum mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan.
3. Guru belum memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari sendiri
konsep materi pelajaran.
Supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai, perlu adanya
perbaikan proses pembelajaran, dalam hal ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
- Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka perumusan masalah
yang akan dikemukakan adalah “Bagaimana
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA terhadap konsep pengaruh
energi melalui penggunaan metode inkuiri?”
- Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah:
a.
Untuk mengkongkritkan pembelajaran dan dapat
melibatkan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga pembelajaran lebih bermakna
bagi siswa.
b.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam memecahkan masalah.
c.
Mengembangkan model pembelajaran yang aktif,
kreatif, dan inovatif.
2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah Untuk
mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
siswa, guru, dan sekolah khususnya, dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.
Manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat
penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Manfaat Teoritis
a.
Mendapatkan pengetahuan baru tentang cara meningkatkan
kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan sendiri melalui model Contextual Teaching and
Learning dan metode inkuiri.
b.
Memberikan wawasan yang lebih luas tentang penggunaan model Contextual Teaching and
Learning (CTL) dan metode inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
c.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
mengadakan penelitian selanjutnya.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi siswa
Manfaat penelitian bagi siswa adalah:
1)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan pengetahuan
sendiri.
2)
Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat dan
menjawab pertanyaan.
3)
Meningkatkan hasil belajar siswa.
4)
Meningkatkan perhatian dan konsentrasi siswa dalam
pembelajaran.
b.
Bagi Guru
Manfaat penelitian bagi guru adalah:
1)
Memperbaiki kualitas/mutu kegiatan pembelajaran yang
dikelolanya.
2)
Sebagai sarana perbaikan kinerja guru untuk dapat
mengembangkan penggunaan metode pembelajaran.
3)
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman bagi guru.
4)
Memberikan solusi kepada guru lain dalam memecahkan masalah
pembelajaran.
5)
Meningkatkan profesionalisme guru.
c.
Bagi Sekolah
Manfaat penelitian bagi sekolah adalah:
1)
Memberi masukan kepada penyelenggara sekolah dalam upaya
memperbaiki dan merumuskan program sekolah ke depan.
2)
Membantu sekolah untuk maju dan berkembang.
3)
Meningkatkan kualitas belajar secara umum.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar