BAB III
METODE PENELITIAN
- Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II menurut
kalender pendidikan di SD Negeri Tambaharjo. Penelitian ini memerlukan waktu 6
(enam) bulan yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni
2011. Kegiatan dimulai dari izin penelitian sampai dengan penulisan laporan.
Pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:
1. Siklus I Kamis, 3 dan 10 Maret
2011
2. Siklus II Kamis, 17 dan 24 Maret
2011
3. Siklus III Kamis, 31 Maret dan 7
April 2011
Tabel 3.1
Jadwal kegiatan Penelitian Mata Pelajaran IPA
No
|
Jenis
Kegiatan
|
Waktu
Pelaksanaan
|
|||||||||||||||||||||||
Jan
|
Feb
|
Mar
|
April
|
Mei
|
Juni
|
||||||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan
Proposal
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Penyusunan
Instrumen
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pengamatan Awal
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Pelaksanaan
Siklus I
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Pelaksanaan
Siklus II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Pelaksanaan
Siklus III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Analisis hasil
per siklus
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Penyusunan
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
- Subjek Penelitian
1.
Lokasi
Penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo, UPT Dinas DIKPORA Unit
Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen yang berlokasi di RT 01 RW 01, Desa
Tambaharjo.
Jarak dari Kecamatan
Adimulyo ± 4 km, dari kota Kebumen ± 23 km. Secara geografis Sekolah Dasar
Negeri Tambaharjo terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa.
Penduduk Desa Tambaharjo 90% bermata pencaharian sebagai petani.
Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo pada Tahun Pelajaran 2010/2011
sebanyak 124 siswa. Denah SD Negeri Tambaharjo
dapat digambarkan sebagai berikut:
TEMPAT SEPEDA
|
KELAS
IV
|
KELAS
III
|
KELAS
II
|
KELAS
I
yang diteliti
|
RUANG
GURU
&
KANTOR
|
KELAS
V
|
KELAS
VI
|
WC
|
UKS
PERPUS
GUDANG
|
D
A
P
U
R
|
Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri Tambaharjo
2. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang menjadi bahan penelitian adalah IPA,
yaitu mengenai konsep “pengaruh energi” materi semester II dengan spesifikasi
sebagai berikut:
a. Standar Kompetensi
Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan
sumber energi
b. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas,
gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari
c. Indikator
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk energi dan pengaruhnya
3. Kelas
Subjek penelitian adalah tempat peneliti memperoleh
keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas
III Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo yang berjumlah 25 anak.
Kelas tersebut diambil sebagai subjek penelitian karena
rata-rata hasil belajar mereka belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa
pada umumnya sulit memahami materi, kurang bersungguh-sungguh, sehingga
berimbas pada hasil belajar yang rendah.
4. Karakteristik siswa
Salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian
adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi. Karena siswa terlibat dalam penelitian, karakteristik siswa harus
dipahami agar PTK berjalan lancar PTK dilaksanakan di kelas III SD Negeri
Tambaharjo dengan jumlah siswa 25, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan. Usia mereka rata-rata 9 tahun. Latar belakang kehidupan mereka
mayoritas keluarga petani yaitu, 19 siswa, 2 siswa dari keluarga pegawai negeri
sipil, 2 siswa dari keluarga pedagang dan 2 siswa dari keluarga sopir. Keadaan
fisik siswa umumnya baik. Jarak dari rumah ke sekolah kurang dari 1 km.
Mayoritas siswa ke sekolah bersepeda, dan ada 8 siswa yang berjalan kaki.
Prestasi akademik siswa pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011 cukup baik.
- Data dan Sumber Data
1.
Jenis Data
a.
Data Kuantitatif
Data
Kuantitatif yaitu data tentang hasil tes formatif siswa sebelum dan sesudah
diadakan perbaikan.
b.
Data Kualitatif
Data
Kualitatif yaitu data tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
2.
Sumber data
Yang
dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data
diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 1997:114). Sumber data penelitian ini diperoleh
dari:
a.
Siswa
Untuk
mendapatkan data berupa hasil belajar/evaluasi dan aktivitas siswa ketika
diamati dalam kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam lembar
pengamatan/observasi diperoleh dari siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo.
b.
Guru kelas III
Guru
kelas III merupakan sumber data untuk mendapatkan data berupa hasil pengamatan
awal, merupakan peneliti, dan juga merupakan subjek yang akan diamati oleh
pengamat/teman sejawat ketika pelaksanaan tindakan. Dengan demikian data yang
diperoleh berupa komponen observasi pada lembar observasi yang akan diisi oleh
peneliti dan pengamat/teman sejawat.
c.
Pengamat/Teman Sejawat
Guru kelas III
yang melakukan tindakan, diamati oleh Teman Sejawat, sehingga sumber data yang
diperoleh berupa komponen pada lembar observasi. Hasil observasi teman sejawat
sebagai bahan untuk penelitian dan untuk mengetahui ada atau tidaknya
peningkatan hasil belajar siswa tentang konsep pengaruh energi panas, gerak,
getaran dalam kehidupan sehari-hari.
- Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes.
1.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2003: 188). Teknik
dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang nama
identitas siswa, hasil belajar IPA pada semester II Tahun Pelajaran 2010/2011,
serta gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.
2.
Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan berupa daftar pengamatan yang
berisi item-item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik
observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran.
3.
Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data tentang hasil belajar IPA, setelah dilaksanakan tindakan. Instrumen tes
disusun dan diujicobakan pada siswa di luar objek penelitian, dan dianalisis
untuk mengetahui validitas, derajat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas, sehingga
instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi di akhir siklus adalah hanya butir
soal yang baik.
Soal tes diujicobakan di luar sampel penelitian dengan
maksud untuk tetap menjaga agar hasil ujicoba benar-benar valid, sehingga
ketika digunakan pada saat tes setelah pelaksanaan tindakan dihasilkan data
yang benar-benar sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, karena apabila ujicoba
dilaksanakan pada subjek penelitian, dikhawatirkan mempengaruhi hasil
penelitian.
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh
teman sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama : Surip, S. Pd.
NIP : 19581025
198012 1 001
Jabatan : Guru Kelas IV
Unit Kerja : SD
Negeri Tambaharjo
Tugas : - Mengobservasi pelaksanaan perbaikan
pembelajaran mulai siklus I sampai dengan selesai.
- Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi
selama proses pembelajaran.
- Ikut serta merencanakan perbaikan pembelajaran.
- Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang
sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan
analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan
kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang
terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data,
sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis
penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang
valid, sahih, benar, dan beretika.
1. Triangulasi
Triangulasi adalah pendekatan analisa data yang memadukan
berbagai data sehingga merupakan kesatuan yang selaras dari berbagai sumber. Menurut
Institute Global Tech yang tersedia
secara online pada http://www.igh.org/triangulation/
diunduh pada tanggal 8 April 2011, Pukul 13.35 WIB, menjelaskan bahwa
Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam memperkuat
tafsir dan meningkatkan kebijakan serta program yang berbasis pada bukti yang
telah tersedia. Dengan cara menguji informasi dengan mengumpulkan data melalui
metode berbeda, oleh kelompok berbeda, dan dalam populasi berbeda, penemuan
mungkin memperlihatkan bukti penetapan lintas data, mengurangi dampaknya dari
penyimpangan potensial yang bisa terjadi dalam satu penelitian tunggal.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sebagai Teknik
mengecek keabsahan data, di mana dalam pengertiannya triangulasi adalah Teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330).
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen.
Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan
untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat
berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu
triangulasi bersifat reflektif.
Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa siswa
kelas III SD Negeri Tambaharjo yang berjumlah 25 anak, masih banyak ditemukan
siswa-siswa yang hasil belajar IPA rendah, yaitu 12 anak (48%) yang telah
tuntas belajar dan masih 13 anak (52%) yang belum tuntas. Data tersebut di atas
jika dibandingkan dengan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman
sejawat tidak berbeda, yaitu 12 siswa (48%) yang telah tuntas dan 13 siswa (52%)
yang belum tuntas.
Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar
pengamatan kerja kelompok oleh guru jika dibandingkan dengan hasil pengamatan
observer menunjukkan prosentase yang sama, yaitu 40%. Data yang terkumpul dari
guru dan observer akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai
bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.
2. Review Informasi
Data atau Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
observer berupa informasi tentang hasil belajar IPA tentang konsep pengaruh
energi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan terhadap hasil belajar siswa adalah bahwa terdapat 12 siswa (48%)
yang telah tuntas dan 13 siswa (52%) yang belum tuntas. Informasi tentang
keaktifan siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan observer yaitu baru 40% (10
siswa) yang aktif mengikuti proses pembelajaran.
3. Kunci
Kata kunci: penggunaan
metode inkuiri, hasil belajar IPA, konsep
pengaruh energi, keaktifan siswa.
- Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai
ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai
perbandingan).
Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif
yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan
tindakan perbaikan pembelajaran.
Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi
reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan.
1.
Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan
penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi
data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan
penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat
memberi informasi faktual.
2.
Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan
informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data
yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data
digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap
akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan
mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh
dalam dua tahap sebelumnya.
- Indikator Kinerja
Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil
belajar sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan indikator.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah
intervensi yang digunakan dapat membantu siswa mempermudah memahami materi
adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan
hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara
individual maupun klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan
tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 60% ke atas yang
ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 60 atau lebih (sesuai KKM).
- Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(PKT). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom
Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di
kelas.
Menurut Suharsini Arikunto (dalam Rusna RA, 2010:30) di
dalam PTK memiliki tiga pengertian, yaitu: 1) Penelitian, yang merupakan suatu
kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2)
Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Tindakan dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa.
3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat dengan ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang
pendidikan, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dan guru yang sama pula.
Mills (dalam Rusna RA, 2010:31) mendefinisikan
penelitian tindakan sebagai “Systematic
Inkuiri” yang dilakukan oleh guru, kepada sekolah, atau konsuler untuk
mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi
ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective practice” yang berdampak
positif pada berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar
siswa.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat, (Wardani, 2006:1-4).
Dalam penelitian tindakan kelas ini strategi yang
digunakan mengacu pada model siklus. Lebih lanjut Rusna RA (2007:7-8)
mengatakan PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari
empat tahap, yaitu:
1.
Perencanaan (planning)
2.
Pelaksanaan (acting),
3.
Pengamatan (observation),
4.
Refleksi (reflection).
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan
digunakan untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilaksanakan
belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
Pengamatan
|
Siklus I
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
Pengamatan
|
Siklus II
|
Perencanaan
|
Pelaksanaan
|
Refleksi
|
Pengamatan
|
Siklus III
|
?
|
Gambar 3.2 Daur Penelitian
Tindakan Kelas
Daur PTK dimulai dengan merencanakan yang merupakan
langkah pertama yang menjadi acuan pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan sebagai
langkah kedua dan merupakan proses pembelajaran. Tindakan perencanaan ini perlu
diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat
ditentukan apakah ada hal-hal yang segera diperbaiki agar tindakan dapat
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama
proses tindakan berlangsung, hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat
guna mendapat refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali
proses pembelajaran, baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan
pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan
tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur
PTK tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan,
sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan
pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus.
Dalam melakukan perbaikan pembelajaran dimulai dari ide
awal, studi pendahuluan yang meliputi proses pembelajaran, tes diagnostic
sebagai data awal, analisis dokumen kelas, wawancara dengan siswa, dan diskusi
dengan supervisor. Selanjutnya dilakukan pemantapan antara lain refleksi, studi
literature, dan diskusi dengan supervisor tentang alat peraga kongkret dan
materi pembelajaran aktif. Kemudian dilakukan persiapan penyusunan RPPP, tes
formatif, lembar observasi, LKS, observer, dan simulasi. Melakukan tindakan
dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila siklus I belum berhasil maka
dilakukan perbaikan siklus II, apabila siklus II belum berhasil maka diadakan
perbaikan siklus III. Pada perbaikan pembelajaran siklus III telah berhasil dan
perbaikan pembelajaran berhenti di siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada bagan alur proses perbaikan pembelajaran berikut:
IDE AWAL
|
Studi
Pendahuluan
1.
Proses Pembelajaran
2.
Tes Diagnostik (data awal)
3.
Analisis Dokumen Kelas
4.
Wawancara dengan Siswa
5.
Diskusi dengan Supervisor
|
Pemantapan
1.
Refleksi
2.
Studi Literatur
3.
Diskusi tentang penggunaan media audio
|
Persiapan
Penelitian
1.
Penyusunan RPP, Tes Formatif, lembar observasi,
dan LKS
2.
Mempersiapkan observer
3.
Simulasi
|
Tindakan
Siklus I
1.
Perencanaan Tindakan
2.
Pelaksanaan Tindakan
3.
Observasi
4.
Refleksi Siklus I
|
Tindakan
Siklus II
1.
Perencanaan Tindakan
2.
Pelaksanaan Tindakan
3.
Observasi
4.
Refleksi Siklus II
|
Tindakan
Siklus III
1.
Perencanaan Tindakan
2.
Pelaksanaan Tindakan
3.
Observasi
4.
Refleksi Siklus III
|
Belum
|
Revisi
|
Revisi
|
Belum
|
Kesimpulan
|
Berhasil
|
Gambar 3.3 Bagan Alur
Proses Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran selanjutnya dirancang
dalam urutan tahapan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah,
menganalisis, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis; 2) Menemukan cara
memecahkan masalah/tindakan perbaikan; 3) Merancang scenario tindakan perbaikan
yang dikemas dalam RPPP; 4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman
sejawat yang ditugasi sebagai Pengamat (observer); 5) Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan scenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat; 6)
mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat; 7) Melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan; 8) konsultasi dengan
supervisor; 9) Merancang tindak lanjut; 10) Re-planning
dan seterusnya sampai mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar