Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Pengaruh Energi melalui Penggunaan Metode Inkuiri di Kelas III SD Negeri Tambaharjo BAB III

Posted by Unknown on Friday, August 30, 2013

BAB III
METODE PENELITIAN

  1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II menurut kalender pendidikan di SD Negeri Tambaharjo. Penelitian ini memerlukan waktu 6 (enam) bulan yang dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2011. Kegiatan dimulai dari izin penelitian sampai dengan penulisan laporan. Pengumpulan data dan penelitian setiap siklusnya adalah sebagai berikut:


1.      Siklus I Kamis, 3 dan 10 Maret 2011
2.      Siklus II Kamis, 17 dan 24 Maret 2011
3.      Siklus III Kamis, 31 Maret dan 7 April 2011


Tabel 3.1
Jadwal kegiatan Penelitian Mata Pelajaran IPA
No
Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan























2
Penyusunan Proposal























3
Penyusunan Instrumen























4
Pengamatan Awal























5
Pelaksanaan Siklus I






















6
Pelaksanaan Siklus II






















7
Pelaksanaan Siklus III






















8
Analisis hasil per siklus




















9
Penyusunan Laporan




















  1. Subjek Penelitian
1.      Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo, UPT Dinas DIKPORA Unit Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen yang berlokasi di RT 01 RW 01, Desa Tambaharjo.
Jarak dari Kecamatan Adimulyo ± 4 km, dari kota Kebumen ± 23 km. Secara geografis Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo terletak di antara pemukiman penduduk, di pinggir jalan desa.
Penduduk Desa Tambaharjo 90% bermata pencaharian sebagai petani. Jumlah siswa Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo pada Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 124 siswa. Denah SD Negeri Tambaharjo dapat digambarkan sebagai berikut:
TEMPAT SEPEDA

KELAS
IV

KELAS
III


KELAS
II

KELAS
I
yang diteliti
 



                                                                                                                        
RUANG
GURU
&
KANTOR
 
                                                                                       

KELAS
V

KELAS VI
WC
UKS
PERPUS
GUDANG
D
A
P
U
R






Up Arrow: UTARA
 











Gambar 3.1 Denah Lokasi SD Negeri Tambaharjo
2.      Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang menjadi bahan penelitian adalah IPA, yaitu mengenai konsep “pengaruh energi” materi semester II dengan spesifikasi sebagai berikut:
a.       Standar Kompetensi
Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi
b.      Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari
c.       Indikator
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk energi dan pengaruhnya
3.      Kelas
Subjek penelitian adalah tempat peneliti memperoleh keterangan atau data penelitian. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri Tambaharjo yang berjumlah 25 anak.
Kelas tersebut diambil sebagai subjek penelitian karena rata-rata hasil belajar mereka belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Siswa pada umumnya sulit memahami materi, kurang bersungguh-sungguh, sehingga berimbas pada hasil belajar yang rendah.
4.      Karakteristik siswa
Salah satu karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. Karena siswa terlibat dalam penelitian, karakteristik siswa harus dipahami agar PTK berjalan lancar PTK dilaksanakan di kelas III SD Negeri Tambaharjo dengan jumlah siswa 25, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Usia mereka rata-rata 9 tahun. Latar belakang kehidupan mereka mayoritas keluarga petani yaitu, 19 siswa, 2 siswa dari keluarga pegawai negeri sipil, 2 siswa dari keluarga pedagang dan 2 siswa dari keluarga sopir. Keadaan fisik siswa umumnya baik. Jarak dari rumah ke sekolah kurang dari 1 km. Mayoritas siswa ke sekolah bersepeda, dan ada 8 siswa yang berjalan kaki. Prestasi akademik siswa pada semester satu tahun pelajaran 2010/2011 cukup baik.

  1. Data dan Sumber Data
1.      Jenis Data
a.       Data Kuantitatif
Data Kuantitatif yaitu data tentang hasil tes formatif siswa sebelum dan sesudah diadakan perbaikan.
b.      Data Kualitatif
Data Kualitatif yaitu data tentang keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
2.      Sumber data
Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. (Suharsimi Arikunto, 1997:114). Sumber data penelitian ini diperoleh dari:
a.    Siswa
Untuk mendapatkan data berupa hasil belajar/evaluasi dan aktivitas siswa ketika diamati dalam kegiatan pembelajaran yang tertuang dalam lembar pengamatan/observasi diperoleh dari siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo.
b.    Guru kelas III
Guru kelas III merupakan sumber data untuk mendapatkan data berupa hasil pengamatan awal, merupakan peneliti, dan juga merupakan subjek yang akan diamati oleh pengamat/teman sejawat ketika pelaksanaan tindakan. Dengan demikian data yang diperoleh berupa komponen observasi pada lembar observasi yang akan diisi oleh peneliti dan pengamat/teman sejawat.

c.    Pengamat/Teman Sejawat
Guru kelas III yang melakukan tindakan, diamati oleh Teman Sejawat, sehingga sumber data yang diperoleh berupa komponen pada lembar observasi. Hasil observasi teman sejawat sebagai bahan untuk penelitian dan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa tentang konsep pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes.
1.         Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, skrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, leger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2003: 188). Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang nama identitas siswa, hasil belajar IPA pada semester II Tahun Pelajaran 2010/2011, serta gambaran pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.
2.         Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, yaitu menggunakan instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan berupa daftar pengamatan yang berisi item-item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran.
3.         Tes
Teknik tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPA, setelah dilaksanakan tindakan. Instrumen tes disusun dan diujicobakan pada siswa di luar objek penelitian, dan dianalisis untuk mengetahui validitas, derajat kesukaran, daya beda, dan reliabilitas, sehingga instrumen soal yang digunakan untuk evaluasi di akhir siklus adalah hanya butir soal yang baik.
Soal tes diujicobakan di luar sampel penelitian dengan maksud untuk tetap menjaga agar hasil ujicoba benar-benar valid, sehingga ketika digunakan pada saat tes setelah pelaksanaan tindakan dihasilkan data yang benar-benar sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran, karena apabila ujicoba dilaksanakan pada subjek penelitian, dikhawatirkan mempengaruhi hasil penelitian.
Dalam pengumpulan data tersebut, peneliti dibantu oleh teman sejawat dengan identitas dan tugas sebagai berikut:
Nama            :    Surip, S. Pd.
NIP               :    19581025 198012 1 001
Jabatan         :    Guru Kelas IV
Unit Kerja    :    SD Negeri Tambaharjo
Tugas            :    -    Mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran mulai siklus I sampai dengan selesai.
-       Memberikan masukan tentang kekuatan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran.
-       Ikut serta merencanakan perbaikan pembelajaran.

  1. Validitas Data
Data yang sudah terkumpul merupakan modal awal yang sangat berharga dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Melihat begitu besarnya posisi data, maka keabsahan data yang terkumpul menjadi sangat vital.
Keabsahan data itu dikenal sebagai validitas data, sebagaimana dijelaskan Alwasilah (2008:170) bahwa tantangan bagi segala jenis penelitian pada akhirnya adalah terwujudnya produksi ilmu pengetahuan yang valid, sahih, benar, dan beretika.
1.    Triangulasi
Triangulasi adalah pendekatan analisa data yang memadukan berbagai data sehingga merupakan kesatuan yang selaras dari berbagai sumber. Menurut Institute Global Tech yang tersedia secara online pada http://www.igh.org/triangulation/ diunduh pada tanggal 8 April 2011, Pukul 13.35 WIB, menjelaskan bahwa Triangulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan serta program yang berbasis pada bukti yang telah tersedia. Dengan cara menguji informasi dengan mengumpulkan data melalui metode berbeda, oleh kelompok berbeda, dan dalam populasi berbeda, penemuan mungkin memperlihatkan bukti penetapan lintas data, mengurangi dampaknya dari penyimpangan potensial yang bisa terjadi dalam satu penelitian tunggal.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sebagai Teknik mengecek keabsahan data, di mana dalam pengertiannya triangulasi adalah Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330).
Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.
Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa siswa kelas III SD Negeri Tambaharjo yang berjumlah 25 anak, masih banyak ditemukan siswa-siswa yang hasil belajar IPA rendah, yaitu 12 anak (48%) yang telah tuntas belajar dan masih 13 anak (52%) yang belum tuntas. Data tersebut di atas jika dibandingkan dengan data hasil pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat tidak berbeda, yaitu 12 siswa (48%) yang telah tuntas dan 13 siswa (52%) yang belum tuntas.
Data tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar pengamatan kerja kelompok oleh guru jika dibandingkan dengan hasil pengamatan observer menunjukkan prosentase yang sama, yaitu 40%. Data yang terkumpul dari guru dan observer akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan.
2.    Review Informasi
Data atau Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan observer berupa informasi tentang hasil belajar IPA tentang konsep pengaruh energi dalam kehidupan sehari-hari. Informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa adalah bahwa terdapat 12 siswa (48%) yang telah tuntas dan 13 siswa (52%) yang belum tuntas. Informasi tentang keaktifan siswa yang diperoleh dari hasil pengamatan observer yaitu baru 40% (10 siswa) yang aktif mengikuti proses pembelajaran.
3.    Kunci
Kata kunci: penggunaan metode inkuiri, hasil belajar IPA, konsep pengaruh energi, keaktifan siswa.

  1. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis meliputi data kuantitatif (dengan menampilkan angka-angka sebagai ukuran prestasi), dan data kualitatif (dengan menampilkan angka sebagai perbandingan).
Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yang bertujuan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.
Tahapan dalam tindakan menganalisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1.         Reduksi Data
Reduksi data dilakukan dalam rangka pemilihan dan penyederhanaan data. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah seleksi data dan pembuangan data yang tidak relevan. Data-data yang relevan dengan penelitian akan diorganisasikan sehingga terbentuk sekumpulan data yang dapat memberi informasi faktual.
2.         Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk sekumpulan informasi, baik berupa tabel, bagan, maupun deskriptif naratif, sehingga data yang tersaji relatif jelas dan informatif. Tindakan lanjutan, penyajian data digunakan dalam kerangka menarik kesimpulan dari akhir sebuah tindakan.
3.         Penarikan kesimpulan
Kegiatan penarikan kesimpulan merupakan kegiatan tahap akhir dari proses analisis data. Penarikan kesimpulan disusun dengan mempertimbangkan secara evaluatif berdasarkan kegiatan-kegiatan yang ditempuh dalam dua tahap sebelumnya.

  1. Indikator Kinerja
Untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan hasil belajar sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan indikator.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah intervensi yang digunakan dapat membantu siswa mempermudah memahami materi adalah respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan kesetujuan.
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal serta ketuntasan belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah mencapai tingkat pemahaman materi 60% ke atas yang ditunjukkan dengan perolehan nilai formatif 60 atau lebih (sesuai KKM).
  1. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PKT). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
Menurut Suharsini Arikunto (dalam Rusna RA, 2010:30) di dalam PTK memiliki tiga pengertian, yaitu: 1) Penelitian, yang merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan, merupakan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan siswa. 3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat dengan ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dan guru yang sama pula.
Mills (dalam Rusna RA, 2010:31) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “Systematic Inkuiri” yang dilakukan oleh guru, kepada sekolah, atau konsuler untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai praktek yang dilakukannya. Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan “Reflective practice” yang berdampak positif pada berbagai praktik persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, (Wardani, 2006:1-4).
Dalam penelitian tindakan kelas ini strategi yang digunakan mengacu pada model siklus. Lebih lanjut Rusna RA (2007:7-8) mengatakan PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu:
1.         Perencanaan (planning)
2.         Pelaksanaan (acting),
3.         Pengamatan (observation),
4.         Refleksi (reflection).
Hasil refleksi terhadap tindakan yang dilaksanakan akan digunakan untuk merevisi rencana, jika ternyata tindakan yang dilaksanakan belum berhasil memecahkan masalah, seperti tampak pada gambar berikut:
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Siklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Siklus II
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Siklus III
?
 






















Gambar 3.2 Daur Penelitian Tindakan Kelas
Daur PTK dimulai dengan merencanakan yang merupakan langkah pertama yang menjadi acuan pelaksanaan tindakan. Tahap tindakan sebagai langkah kedua dan merupakan proses pembelajaran. Tindakan perencanaan ini perlu diobservasi agar tindakan yang dilakukan dapat diketahui kualitasnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut, maka akan dapat ditentukan apakah ada hal-hal yang segera diperbaiki agar tindakan dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Setelah pengamatan dilakukan selama proses tindakan berlangsung, hasil pengamatan didiskusikan dengan teman sejawat guna mendapat refleksi. Refleksi dilakukan dengan cara merenungkan kembali proses pembelajaran, baik mengenai kekurangannya maupun keberhasilan pembelajaran bagi siswa. Dengan demikian akan dapat diketahui kelemahan tindakan pembelajaran yang perlu diperbaiki pada daur ulang berikutnya. Daur PTK tersebut perlu didesain lebih lanjut agar kelemahan dapat diminimalkan, sehingga secara kronologis peneliti dengan mudah melakukan perbaikan pembelajaran sesuai dengan daur ulang dalam tiga siklus.
Dalam melakukan perbaikan pembelajaran dimulai dari ide awal, studi pendahuluan yang meliputi proses pembelajaran, tes diagnostic sebagai data awal, analisis dokumen kelas, wawancara dengan siswa, dan diskusi dengan supervisor. Selanjutnya dilakukan pemantapan antara lain refleksi, studi literature, dan diskusi dengan supervisor tentang alat peraga kongkret dan materi pembelajaran aktif. Kemudian dilakukan persiapan penyusunan RPPP, tes formatif, lembar observasi, LKS, observer, dan simulasi. Melakukan tindakan dalam tiga siklus. Tiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Apabila siklus I belum berhasil maka dilakukan perbaikan siklus II, apabila siklus II belum berhasil maka diadakan perbaikan siklus III. Pada perbaikan pembelajaran siklus III telah berhasil dan perbaikan pembelajaran berhenti di siklus III. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan alur proses perbaikan pembelajaran berikut:
IDE AWAL

Studi Pendahuluan
1.       Proses Pembelajaran
2.       Tes Diagnostik (data awal)
3.       Analisis Dokumen Kelas
4.       Wawancara dengan Siswa
5.       Diskusi dengan Supervisor



Pemantapan
1.       Refleksi
2.       Studi Literatur
3.       Diskusi tentang penggunaan media audio
Persiapan Penelitian
1.       Penyusunan RPP, Tes Formatif, lembar observasi, dan LKS
2.       Mempersiapkan observer
3.       Simulasi

Tindakan Siklus I
1.       Perencanaan Tindakan
2.       Pelaksanaan Tindakan
3.       Observasi
4.       Refleksi Siklus I

Tindakan Siklus II
1.       Perencanaan Tindakan
2.       Pelaksanaan Tindakan
3.       Observasi
4.       Refleksi Siklus II

Tindakan Siklus III
1.       Perencanaan Tindakan
2.       Pelaksanaan Tindakan
3.       Observasi
4.       Refleksi Siklus III

Belum
Revisi
Revisi
Belum
Kesimpulan
Berhasil
Gambar 3.3 Bagan Alur Proses Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran selanjutnya dirancang dalam urutan tahapan sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi masalah, menganalisis, merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis; 2) Menemukan cara memecahkan masalah/tindakan perbaikan; 3) Merancang scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam RPPP; 4) Mendiskusikan aspek-aspek yang diamati dengan teman sejawat yang ditugasi sebagai Pengamat (observer); 5) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang dan diamati oleh teman sejawat; 6) mendiskusikan hasil pengamatan dengan teman sejawat; 7) Melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan; 8) konsultasi dengan supervisor; 9) Merancang tindak lanjut; 10) Re-planning dan seterusnya sampai mencapai batas kriteria yang telah ditetapkan.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar