Puisi

Posted by Unknown on Tuesday, May 14, 2013

Puisi adalah sebuah karya sastra yang dibuat oleh para penyair untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya melalui sebuah tulisan yang terikat oleh aturan persajakan, rima, dan bait. Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang memiliki ciri dan karakter yang membedakan dengan bentuk karya sastra lainnya. Melalui puisi, seorang penyair dapat mengungkapkan ekspresi yang berupa kerinduan, kemarahan, kegelisahan, pengaguman, atau pengagungan kepada Tuhan. Biasanya seseorang dapat menjadi seseorang penyair ketika mereka sedang dilanda gundah dan gulana. Puisi juga sering digunakan oleh para muda-mudi dalam mengungkapkan segala curahan isi hatinya.

Puisi mengandung beberapa unsur, di antaranya struktur fisik (diksi, majas, rima, dan tipografi), struktur batin (makna dan tema, perasaan, nada dan suasana, dan amanat). Puisi terkadang sulit diketahui maknanya oleh para pembaca, untuk itu perlu dilakukan upaya untuk memahami makna sebuah puisi. Memparafrase puisi adalah upaya untuk mengetahui isi kandungan sebuah puisi. Memparafrase bisa dilakukan dengan menambah beberapa kata pembantu dalam puisi tanpa mengurangi kata-kata puisi tersebut, juga bisa langsung merubah kata-kata puisi tersebut ke dalam kalimat yang mudah dipahami.

Berikut contoh puisi karya Dorothea Rosa Herliany yang berjudul Tanah Airku

Tanah Airku
(Dorothea Rosa Herliany)

Kurindukan kepompong, pertapaan sekian
abad menunjam tanah tak subur bagi taman
bunga bangkai, kurindukan daun, ulat-ulat
memangkasnya, kupu-kupu tak terbang karena tanggal
sayap-sayapnya, kurindukan kepompong.

Tanah airku lumpur dan bebatuan, padang
amat luas. Cakrawala dan alang-alang, tak ada
rumah buat ulat-ulat dan kupu-kupu, tapi selembar
hatiku masih basah, masih kuat aku mengalirkan dara.

Tanah airku lumpur dan bebatuan. Tanah airku
lumut-lumut dan selembar hati, bertapalah!

Contoh parafrase puisi tersebut di atas

(saat ini) Kurindukan kepompong, (yang dulu banyak dijumpai, yang melakukan) pertapaan sekian abad menunjam (kini) tanah tak subur (lagi) bagi taman (seperti) bunga bangkai, (saat ini) (a) ku (me) rindukan daun (dari pohon yang menghijau), (yang biasanya) ulat-ulat (memakannya dan) memangkasnya, (sehingga kini jarang terlihat) kupu-kupu terbang karena tanggal (lepas) sayap-sayapnya, (saat ini) kurindukan kepompong.

(kini yang tinggal) tanah airku (hanya) lumpur dan bebatuan (yang gersang), padang (rumput gersang yang ter) amat luas. (hanya terlihat) Cakrawala dan alang-alang (yang luas), (kini) tak ada rumah (untuk berkembang biak) buat ulat dan kupu-kupu, (akan te) tapi selembar hatiku (dan keinginanku) masih basah, masih kuat aku mengalirkan darah (untuk memperbaiki tanah air ini dari kerusakan).

(kini yang tinggal) Tanah airku (hanya) lumpur dan bebatuan (yang gersang). (kini yang tinggal) Tanah airku (hanya tinggal) lumut-lumut dan (aku masih punya) selembar hati (yang siap untuk memperbaiki tanah airku), (mari kita berusaha untuk memperbaiki tanah air ini kembali subur), bertapalah! (berjuanglah, berusahalah)

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar