Monas - Monumen Nasional

Posted by Unknown on Tuesday, May 14, 2013


Monas adalah kependekan dari Monumen Nasional atau yang sering dikenal dengan sebutkan Tugu Monas adalah obyek wisata yang terletak di tengah kota Jakarata sebagai monumen yang sangat bersejarah. Tugu Monas (Monumen Nasional) dibangun pada tanggal 17 Agustus 1961 dengan tujuan untuk mengenang dan mengabadikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah yang dikenal dengan Revolusi 17 Agustus 1945. Monas selesai dibangun pada tahun 1967 dan menghabiskan dana kurang lebih 7 milyar rupiah, Monas dibuka pada tanggal 12 Juni 1975 oleh Gubernur Jakarta Ali Sadikin. Ketinggian Monas mencapai 132 meter.


Monas adalah salah satu tempat tujuan wisata di Indonesia yang penuh dengan nuansa sejarah. Monas sering dijadikan tujuan study tour bagi anak-anak sekolah. Mengenal sejaran bangsa, agar mereka tidak menjadi kacang yang lupa kulitnya. Lokasi Monumen nasional yang terkenal dengan sebutan Tugu Monas beralamat di Jalan Lapangan Monas Jakarta Pusat. Lokasi Tugu Monas sangat luas sehingga sangat cocok sebagai tempat wisata keluarga, Apalagi didukung oleh taman yang sejuk dan rimbun, ini sangat cocok untuk tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan taman di tengah keramaian kota.

Letak yang sangat strategis. Monas terletak di tengah kota Jakarta sehingga letaknya sangat strategis bagi para pengunjung. Bentuk dan tata letaknya yang sangat menarik memanjakan pengunjung untuk menikmati pemandangan indah dan sejuk yang mempesona, berupa taman di mana terdapat pohon dari berbagai propinsi di Indonesia. Taman dilengkapi dengan kolam dan air mancur yang terdapat di pintu masuk membuat taman menjadi lebih sejuk. Hiburan bagi para pengunjung salah satunya adalah pesona air mancur bergoyang yang jarang ditemukan di lokasi lain.

Bangunan sejarah yang megah dan menarik untuk dijadikan tujuan berwisata bagi para wisatawan. Monas dirancang dengan sempurna, mulai dari bangunan hingga taman dan kelengkapan pendukungnya, seperti patung dan masih banyak lagi. Di dekat pintu masuk menuju pelataran Monas, tampak berdiri dengan megah dan gagah sebuah patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda. Patung Pangeran Diponegoro ini terbuat dari perunggu dengan berat 8 ton yang dikerjakan oleh pemahat Italia, Prof. Coberlato sebagai sumbangan konsulat Jenderal Honeres Dr. Mario di Indonesia.

Monas selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri, Apalagi ketika liburan, banyak para siswa sekolah yang melakukan stydi wisata untuk mencari tahu tentang sejarah perjuangan bangsanya terdahulu. Pada waktu sore hari, banyak pengunjung yang jalan-jalan santai melepas lelah bersama keluarga dan anak-anak mereka, setelah lelah bekerja seharian.

Bentuk Tugu Monas yang menjulang tinggi mengandung falsafah “Lingga dan Yoni” yang merupakan”Alu” sebagai “Lingga” dan bentuk wadah (cawan) berupa ruang menyerupai “Lumpang” sebagai “Yoni”. Alu dan lumping adalah 2 alat penting yang dimiliki setiap keluarga di Indonesia, khususnya rakyat pedesaan. Lingga dan Yoni adalah simbol dari jaman dahulu yang menggambarkan kehidupan abadi adalah unsur positif (lingga) dan unsur negative (yoni) seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, merupakan keabadian dunia.

Ruang sejarah terletak 3 meter di bawah permukaan halaman Tugu yang ukurannya 80 x 90 meter, dinding dan lantai dilapisi batu marmer, di dalam ruangan pengunjung disajikan dengan sijendela peragaan (diaroma) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan bangsa Indonesia, yang mempertahankan kemerdekaan hingga masa orde baru. Ruang kemerdekaan yang berbentuk ampitheater, yang terdapat di dalam cawan, dan juga terdapat 4 atribut yang meliputi peta kepulauan, lambang negara Bhineka Tunggal Ika. Pintu gapura berisi naskah proklamasi. Di ruang ini juga dapat kita dengarkan rekaman suara Bung Karno saat membaca teks proklamasi.

Bagian-Bagian Monas

Bangunan “Monumen Nasional” terdiri dari beberapa bagian, itu adalah taman, lorong bawah tanah, ruang museum sejarah, ruang kemerdekaan, pelataran puncak, dan lidah api kemerdekaan.

Taman

Taman Monas ditanami berbagai pohon pelindung dan peneduh. Di taman ini terdapat pohon-pohon dan lapangan yang luas. Di taman tersebut berdiri tegak sebuah patung bunga, itu adalah patung bunga Raflesia Arnoldi. Patung bunga ini dibuat hampir mirip dengan aslinya. Di taman ini, banyak pengunjung beserta keluarganya yang sengaja datang untuk bersantai melepas kelelahan dan kejenuhan. Udaranya yang sejuk dan nyaman, menambah daya tarik untuk berlama-lama berada di taman.

Lorong Bawah Tanah

Setelah kami melewati taman yang luas, kami masuk melewati pintu lorong bawah tanah yang panjang yang langsung menghubungkan dengan ruang museum sejarah.

Ruang Museum Sejarah

Ruang museum sejarah yang terletak 3 meter di bawah permukaan halaman tugu memiliki ukuran 80 x 80 meter. Dinding serta laintai di ruang itupun semuanya dilapisi batu marmer. Di dalam ruang itu pengunjung disajikan dengan sijendela peragaan (diorama) yang mengabadikan sejarah sejak jaman kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia, perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia hingga masa pembangunan di jaman orde baru. 

Ruang kemerdekaan 

Ruang kemerdekaan berbentuk amphithea terletak di dalam cawan tugu, terdapat empat atribut kemerdekaan meliputi peta kepulauan negara Republik Indonesia, lambang negara Bhineka Tunggal Ika, dan pintu gapura yang berisi naskah proklamasi kemerdekaan. Di runag ini pula, pengunjung juga dapat mendengar rekaman suara Bung Karno saat membacakan teks proklamasi.

Pelataran Puncak 

Di pelataran puncak tugu yang terletak pada ketinggian 115 meter dari halaman tugu memiliki ukuran 11 x 11 meter, pengunjung dapat mencapai pelataran itu dengan menggunakan elevator tunggal yang berkapasitas 11 orang. Di pelataran puncak yang mampu menampung sekitar 50 orang itu juga disediakan 4 teropong  di setiap sudut, di mana pengunjung bisa melihat pemandangan kota Jakarta dari ketinggian 132 meter dari halaman Tugu Monas. 

Lidah Api Kemerdekaan 

Lidah api yang terbuat dari perunggu 14,5 ton dengan tinggi 14 meter dan berdiameter 6 meter, terdiri dari 17 bagian yang disatukan. Seluruh lidah api dilapisi lempengan emas seberat 35 kg, dan kemudian pada HUT ke-50 Republik Indonesia emas yang melapisi lidah api itu ditambah menjadi 50 kg.

{ 0 comments... read them below or add one }

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar