Belajar menurut Gagne (1984) adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman (lihat Ratna Wilis Dahar, 1989, hal 11). Dari pengertian belajar tersebut, terdapat 3 ciri utama belajar, yaitu: proses, perubahan perilaku, dan pengalaman (Winataputra, 2005).
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru adalah masifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap).
Menurut para ahli tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena kematangan (seorang anak kecil dapat merangkak, duduk, atau berdiri lebih banyak disebebkan oleh kematangan dari pada oleh belajar).
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), di mana proses mental dan emosionla terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan dalam 3 ranah, yaitu: pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik ( psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau konsep (afektif).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, maksudnya belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik contohnya buku, alat peraga, dan alam sekitar. Lingkungan sosial contohnya guru, siswa, pustakawan, dan kepala sekolah.
Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa belajar. Guru yang mengajar dengan tanpa menggunakan alat peraga, biasanya bagi siswa sekolah dasar, apalagi di kelas-kelas rendah, kurang merangsang siswa belajar lebih giat.
Udin S. Winataputra. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Jenis-Jenis Belajar
Jenis-jenis belajar menurut Djamarah (2011) meliputi belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetis.
Jenis-jenis belajar menurut Syah (1996) meliputi belajar abstrak, keterampilan, social, pemecahan masalah, rasional, kebiasaan, apresiasi, dan belajar pengetahuan.
Jenis-jenis belajar menurut Slameto (2007) meliputi belajar bagian, dengan wawasan, diskriminatif, global/keseluruhan, incidental, instrumental, intersional, laten, mental, produktif, dan belajar verbal.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru adalah masifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan Perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau penguasaan nilai-nilai (sikap).
Menurut para ahli tidak semua perubahan perilaku dapat digolongkan ke dalam hasil belajar. Perubahan perilaku karena kematangan (seorang anak kecil dapat merangkak, duduk, atau berdiri lebih banyak disebebkan oleh kematangan dari pada oleh belajar).
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar adalah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), di mana proses mental dan emosionla terjadi.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar dikelompokkan dalam 3 ranah, yaitu: pengetahuan (kognitif), keterampilan motorik ( psikomotorik), dan penguasaan nilai-nilai atau konsep (afektif).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, maksudnya belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik contohnya buku, alat peraga, dan alam sekitar. Lingkungan sosial contohnya guru, siswa, pustakawan, dan kepala sekolah.
Lingkungan pembelajaran yang baik adalah lingkungan yang merangsang dan menantang siswa belajar. Guru yang mengajar dengan tanpa menggunakan alat peraga, biasanya bagi siswa sekolah dasar, apalagi di kelas-kelas rendah, kurang merangsang siswa belajar lebih giat.
Udin S. Winataputra. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka
Jenis-Jenis Belajar
Jenis-jenis belajar menurut Djamarah (2011) meliputi belajar arti kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, belajar berpikir, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetis.
Jenis-jenis belajar menurut Syah (1996) meliputi belajar abstrak, keterampilan, social, pemecahan masalah, rasional, kebiasaan, apresiasi, dan belajar pengetahuan.
Jenis-jenis belajar menurut Slameto (2007) meliputi belajar bagian, dengan wawasan, diskriminatif, global/keseluruhan, incidental, instrumental, intersional, laten, mental, produktif, dan belajar verbal.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar