Penyesalan selalu datang belakangan. Berikut ini kisah inspiratif penyesalan yang sia-sia dengan judul Batu Terbelah
Di sebuah perkampungan nelayan, hiduplah seorang ibu dengan dua orang anak. Anak pertama adalah seorang perempuan dan anak keduanya adalah laki-laki yang berumur dua tahun. Keluarga ini hidup berkekurangan. Si Ibu bekerja sebagai pedagang ikan di tepi pantai. Hasil berjualan ibu ini tidak menentu. Si anak perempuan ingin mendapatkan uang yang banyak dari ibunya, padahal ibunya tidak punya uang.
Suatu hari, di rumah tidak ada nasi. Si ibu kemudian meminta anak perempuannya untuk menjaga adiknya. Tetapi anaknya menolak. "Tidak! Aku tidak mau menjaganya!" kata anak perempuannya tersebut. Tetapi si ibu tetap meninggalkan anak laki-lakinya. Ibu ini sudah tidak tahan dengan kelakukan anak perempuannya yang selalu marah-marah.
Di tepi pantai, ada sebuah batu besar. Kata orang, jika ada orang menangis di dekat batu itu, ia akan membelah. Si ibu menghampiri batu itu sambil menangis, dan tidak lama kemudian batu itu terbelah menjadi dua dan ibu itu masuk ke batu terbelah tersebut.
Sang anak perempuan mencari ibunya karena hingga sore ibu tidak pulang, sambil menggandeng adik yang terus menangis. Di dekat batu, anak ini melihat rambut ibunya tergerai keluar dari batu. Ia dan adiknya menangis melihat ibunya meninggal di dalam batu. Anak ini menyesal selalu memarahi ibu yang selama ini merawatnya.
Demikian kisah inspiratif penyesalan seorang anak durhaka yang sia-sia dengan judul Batu Terbelah, semoga bisa memetik hikmahnya.
Di sebuah perkampungan nelayan, hiduplah seorang ibu dengan dua orang anak. Anak pertama adalah seorang perempuan dan anak keduanya adalah laki-laki yang berumur dua tahun. Keluarga ini hidup berkekurangan. Si Ibu bekerja sebagai pedagang ikan di tepi pantai. Hasil berjualan ibu ini tidak menentu. Si anak perempuan ingin mendapatkan uang yang banyak dari ibunya, padahal ibunya tidak punya uang.
Suatu hari, di rumah tidak ada nasi. Si ibu kemudian meminta anak perempuannya untuk menjaga adiknya. Tetapi anaknya menolak. "Tidak! Aku tidak mau menjaganya!" kata anak perempuannya tersebut. Tetapi si ibu tetap meninggalkan anak laki-lakinya. Ibu ini sudah tidak tahan dengan kelakukan anak perempuannya yang selalu marah-marah.
Di tepi pantai, ada sebuah batu besar. Kata orang, jika ada orang menangis di dekat batu itu, ia akan membelah. Si ibu menghampiri batu itu sambil menangis, dan tidak lama kemudian batu itu terbelah menjadi dua dan ibu itu masuk ke batu terbelah tersebut.
Sang anak perempuan mencari ibunya karena hingga sore ibu tidak pulang, sambil menggandeng adik yang terus menangis. Di dekat batu, anak ini melihat rambut ibunya tergerai keluar dari batu. Ia dan adiknya menangis melihat ibunya meninggal di dalam batu. Anak ini menyesal selalu memarahi ibu yang selama ini merawatnya.
Demikian kisah inspiratif penyesalan seorang anak durhaka yang sia-sia dengan judul Batu Terbelah, semoga bisa memetik hikmahnya.
{ 1 comments... read them below or add one }
sangat mengharukan kisahnya mas :) tidak ada penyesalan di depan, sesal selalu di belakang :P
saya juga lagi bikin cerita inspirasi seperti ini, hehehe :D
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar